Menyingkap Potensi Kelapa Sumatera Selatan Melalui Lokakarya Kolaborasi Rantai Nilai

Palembang, 10 Juli 2024 - Sumatera Selatan memiliki potensi perkebunan kelapa yang cukup besar dan mampu menghasilkan berbagai produk yang berkelanjutan. Pada tahun 2022, wilayah ini menghasilkan sekitar 58.000 ton. Produk yang dihasilkan mulai dari air kelapa segar hingga minyak kelapa, dan dari bahan balsem hingga media untuk menangkap karbon. Peluang-peluang ini muncul melalui dialog dengan para wirausahawan inovatif yang mengeksplorasi produk turunan dari kelapa. Koalisi Ekonomi Membumi bersama Kulaku Indonesia dan UNDP memfasilitasi Lokakarya Rantai Nilai Kelapa pada tanggal 9-10 Juli 2024 di Palembang dan Banyuasin. Lokakarya yang berlangsung selama dua hari ini mengangkat tema "Bagaimana Kolaborasi Menciptakan Bisnis yang Berdampak", membangun ekosistem kolaboratif untuk mendorong inovasi dan pertumbuhan rantai nilai kelapa.

Di bawah kerangka kerja Kanvas Kolaborasi Rantai Nilai dan Pedoman Investasi Berkelanjutan, lokakarya ini bertujuan untuk meningkatkan mobilisasi investasi berdampak serta mengarusutamakan pengukuran dan pengelolaan dampak, sehingga memperkuat ekosistem perusahaan yang berkelanjutan. Lokakarya ini, dengan memanfaatkan wawasan dari para ahli, memperkenalkan konsep investasi berkelanjutan, pentingnya artikulasi dampak, dan kolaborasi dengan para pemangku kepentingan rantai nilai. Lebih dari 60 peserta, termasuk pengusaha, penggerak ekosistem, dan perwakilan pemerintah daerah, menghadiri lokakarya ini.

Lishia, Dewan Eksekutif KEM, menyoroti, "Di Indonesia, 95% perkebunan kelapa dimiliki oleh petani kecil, dengan 4 juta petani kelapa yang menggantungkan hidupnya pada perkebunan kelapa. Oleh karena itu, KEM menjadikan kelapa sebagai salah satu komoditas yang diprioritaskan untuk dipromosikan." KEM dan Supernova telah mengembangkan pendekatan Value Chain Collaboration Canvas (VC3) untuk memfasilitasi dan memupuk kemitraan kolaboratif di antara para pemangku kepentingan dalam rantai pasok komoditas bernilai tinggi, termasuk kelapa, kopi, kakao, dan hasil hutan non-kayu lainnya yang dibudidayakan dengan menerapkan praktik-praktik yang berkelanjutan.

Selama lokakarya dua hari, yang diikuti dengan kunjungan lapangan ke perkebunan kelapa dan fasilitas pengolahan, para peserta mengidentifikasi kesenjangan dan kebutuhan, serta potensi kolaborasi dengan para pemain rantai nilai lainnya untuk menciptakan dampak yang lebih besar. Salah satu praktik terbaik yang disoroti adalah dari Kulaku, sebuah perusahaan sosial di Banyuasin, Sumatera Selatan. Di luar bisnis, Kulaku berkomitmen pada keberlanjutan jangka panjang dengan berinvestasi pada masa depan masyarakat melalui program beasiswa Beasiswa Tani Muda (BTM). Inisiatif ini memberikan kesempatan pendidikan bagi anak-anak petani, mendorong pertumbuhan individu dan memastikan praktik-praktik berkelanjutan dari generasi ke generasi.

Contoh yang diberikan Kulaku menunjukkan bagaimana teori perubahan yang jelas dan pemantauan dampak yang konsisten dapat memandu arah bisnis. Kulaku telah bermitra dengan para pemangku kepentingan, termasuk KEM, Supernova, Dompet Dhuafa, Bank Indonesia, Universitas Sriwijaya, dan dinas UMKM di Sumatera Selatan. Kemitraan holistik ini menunjukkan bagaimana bisnis yang berorientasi pada dampak dapat mengubah ekosistem secara positif. Dengan berkolaborasi dengan para pemangku kepentingan utama, bisnis-bisnis ini tidak hanya berfokus pada keuntungan, tetapi juga memperkuat ekosistem perkebunan kelapa, yang mengarah pada kegiatan ekonomi produktif bagi masyarakat setempat.

Meskipun lokakarya ini berdurasi singkat, lokakarya ini menginspirasi para peserta dan panitia penyelenggara dengan semangat kolaboratifnya, menerjemahkan ide-ide besar ke dalam pendekatan yang dapat ditindaklanjuti. Dengan berfokus pada penguatan ekosistem usaha berkelanjutan, lokakarya ini menunjukkan bagaimana dampak bisnis berkelanjutan yang diimplementasikan di tingkat akar rumput, mempromosikan pekerjaan yang layak dan pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu, sangat penting untuk terus menerjemahkan rencana kebijakan besar ke dalam aksi-aksi kecil yang bermakna.

 

Tentang Koalisi Ekonomi Membumi
Koalisi Ekonomi Membumi (KEM) adalah gerakan kolektif yang bertujuan untuk mempercepat pertumbuhan ekosistem investasi berkelanjutan yang mengutamakan kearifan lokal Indonesia melalui kolaborasi lintas sektor dan lintas pemangku kepentingan. Saat ini KEM memiliki 30 lebih anggota organisasi. KEM memiliki visi agar rantai pasok dengan nilai tambah tinggi di Indonesia dijalankan oleh bisnis berkelanjutan yang berkontribusi dalam perlindungan dan pelestarian alam serta peningkatan kesejahteraan di daerah-daerah yang berkomitmen pada keberlanjutan. Sejalan dengan visi tersebut, KEM memiliki target untuk membuka peluang investasi dan pendanaan lestari senilai 200 juta USD yang dapat disalurkan kepada 100+ pelaku usaha lestari yang terhubung kepada 100 yurisdiksi yang berkomitmen pada pembangunan berkelanjutan.


Narahubung
Bryan Citrasena - Sekretariat Koalisi Ekonomi Membumi
bryan@ekonomimembumi.co