Inovasi Pendanaan Campuran untuk Mempercepat Pembangunan Berkelanjutan, Kasus dari Indonesia di AIM Congress

JAKARTA, investor.id - Di tengah tantangan yang dihadirkan oleh krisis iklim, negara berkembang kini mencari jalan untuk mengakselerasi pertumbuhan mereka secara berkelanjutan.

Executive Board Koalisi Ekonomi Membumi Lishia Erza mengatakan, krisis iklim telah mengubah pemandangan ekonomi global, mendorong perubahan mendesak terutama di negara berkembang yang ekonominya sangat terpengaruh oleh perubahan iklim. Dalam respons terhadap tantangan ini, kunci penting yang muncul adalah inovasi dalam pendanaan.

“Pendanaan campuran tidak hanya membuka peluang baru bagi investor tetapi juga memperkuat kapasitas ekonomi lokal untuk mengelola dan memanfaatkan sumber daya alam secara bertanggung jawab," kata Lishia Erza, yang menjadi salah satu panelis dalam AIM Congress 2024 yang berlangsung di Abu Dhabi, belum lama ini.

Lishia mengatakan, inovasi finansial seperti ini dapat mendorong lebih banyak investor untuk melirik proyek berdampak tinggi yang pada akhirnya akan membawa ekonomi negara berkembang ke arah yang lebih hijau dan inklusif.

Untuk itu diperlukan keterlibatan strategis antara pemerintah, pelaku usaha, dan investor untuk suksesnya transisi ke energi terbarukan, dekarbonisasi industri dan transportasi, serta penerapan ekonomi sirkular.

Pada kongres ini, dia mengatakan, model pendanaan inovatif campuran atau Blended Finance dianggap sebagai strategi yang dapat memainkan peran transformasional. Model ini menggabungkan dana publik dengan investasi swasta untuk mengurangi risiko dan menarik lebih banyak investasi ke dalam proyek-proyek yang memiliki dampak sosial dan lingkungan.

Meskipun investasi berdampak telah menunjukkan pertumbuhan yang signifikan—dengan total aset mencapai 40 miliar USD pada 2022—sebuah laporan dari Global Impact Investing Network (GIIN) menunjukkan bahwa hanya sekitar 5% dari total ini yang dialokasikan untuk Asia Tenggara. Angka ini relatif rendah dibandingkan dengan region lain di negara berkembang seperti Sub-Sahara Afrika, Amerika Latin, dan Asia Selatan yang memiliki rata-rata sekitar 8-10%.

AIM Congress 2024, yang diikuti oleh lebih dari 170 negara, merupakan inisiatif dari AIM Global Foundation dan telah menjadi platform investasi terkemuka di Timur Tengah. Kongres ini bertujuan untuk memicu transformasi positif dengan menciptakan peluang investasi yang berkelanjutan dan mengembangkan kerja sama antarbangsa dalam mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Dalam konteks investasi berdampak, Lishia menambahkan, sektor-sektor seperti energi, transportasi, dan industri sudah banyak mendapat perhatian. Namun, sangat penting juga untuk memfokuskan pada bisnis yang terlibat dalam pelestarian ekosistem seperti hutan dan lahan gambut. “Usaha-usaha ini sering kali berskala kecil dan menghadapi risiko investasi yang tinggi, tetapi mereka memegang kunci untuk menjaga keanekaragaman hayati dan kesejahteraan masyarakat lokal,” kata dia.

Pendekatan inovatif dalam pembiayaan akan menjadi krusial. Pendanaan campuran menawarkan mekanisme yang menjanjikan untuk mengurangi ketidakpastian finansial dan memungkinkan skala investasi yang lebih besar di proyek-proyek yang mendukung pembangunan berkelanjutan.

Dengan mengedepankan pendanaan campuran, negara-negara berkembang tidak hanya memperkuat infrastruktur hijau mereka tetapi juga memastikan bahwa pertumbuhan ekonomi mereka terjadi secara adil dan inklusif. “Inisiatif semacam ini tidak hanya mempercepat transisi ke ekonomi yang lebih berkelanjutan tetapi juga memperkuat ketahanan ekonomi di hadapan tantangan lingkungan global yang semakin meningkat,” kata Lishia.

Artikel ini telah terbit di investor.id pada tanggal 10 Mei 2024 dengan judul "Inovasi Pendanaan Campuran Buka Jalan untuk Pembangunan Berkelanjutan", https://investor.id/national/361294/inovasi-pendanaan-campuran-buka-jalan-untuk-pembangunan-berkelanjutan

Penulis: Kunradus Aliandu | Editor: Kunradus Aliandu